PENYAKIT ANTRAKNOSA DAN PENGENDALIANNYA

BY SaranaAgri IN , , , , , , ,

Serangan Antraknosa Pada Buah
Dari 10 petani kami, 8 orang masih terganggu dengan penyakit ini, macam-macam perlakuannya, mulai dari membuat unggun, menyemprot menggunakan vecin dan garam, menaburkan abu, hingga pemakaian obat pestisida yang tak ada habisnya. Sudah banyak budget petani tersita karena penyakit patek ini, oleh karena itu akan kami ulas apa sih sebenarnya penyakit patek, bagaimana cara ia menginfeksi, kenapa penularannya begitu cepat, mengapa pestisida jarang ada yang efektif mengatasinya, kenapa begini dan kenapa begitu, kami tidak hanya mengulas, tapi sudah meneliti dan mengatasi penyakit ini, terutama kasusnya pada cabai. Gampang-gampang susah juga, namun bisa berhasil dengan penanganan yang tepat, cepat, serta efisien, ga perlu kerja keras sebenarnya, hanya kerja smart. Baiklah akan kami mulai topiknya.

Apa sih Penyakit Antraknosa / Patek / Busuk Buah / Busuk kering / Bercak kering???
Antraknosa merupakan penyakit yang umum ditemui pada tanaman hortikultura, tanaman buah, maupun tanaman perkebunan. Penangannya pun harus berkelanjutan dan menyeluruh. Penyakit ini disebabkan oleh Jamur Coleothricum, pengendalian penyakit ini biasanya dilakukan sebelum maupun sesudah terjadinya serangan. Tapi akan lebih efektif jika dilakukan sebelum terserang. Di Indonesia, penyakit Antraknosa juga dikenal dengan nama lain patek, busuk buah, bercak kering, dan lain-lain sesuai penamaan daerah masing-masing.

Gimana ya gejala serangannya, agar tidak salah identifikasi????
Beberapa kasus di Indonesia, penyakit antraknosa / patek mudah sekali diidentifikasi, karena menyerang hampir semua tanaman, beberapa yang umumnya muncul adalah warna daun maupun buah menjadi gelap, serta terdapat bintik besar kehitaman atau seperti bekas luka yang mongering pada daun dan buah. 

Pada tanaman cabai, bercak ini dikenal sebagai bercak kering, berbeda dengan serangan 

ulat buah ataupun lalat buah yang dikenal sebagai bercak basah.  Spora jamur yang berkembang berwarna merah muda kemudian diikuti warna sebagian buah menjadi kehitaman atau membusuk. Gejala penyakit ini tidak terlihat pada buah yang masih muda atau belum matang, setelah buah menjadi cukup berwarna atau mengalami kematangan, barulah jamurnya terlihat. 

Selagi buah masih berwarna hijau, jamur Antraknosa akan tetap dorman dalam beberapa bulan. Anda bisa lihat contoh pada tanaman cabai, banyaknya komoditi ini sekarang dipanen dalam kondisi masih hijau, karena takut terserang patek setelah berwarna matang. 

Pada tanaman bawang ataupun bawang daun, proses infeksi antraknosa tidak berbeda dengan serangan bercak ungu, pada gambar terlihat jaringan pada daun mulanya terdapat noktah kehitaman yang perlahan-lahan meluas, hingga keseluruhan daun menjadi kuning. Kemudian daun yang mati tersebut akan menginfeksi daun lain yang masih sehat terus menerus, hingga dilakukan penanganan secara serius dan terus menerus. 

Pada buah-buahan seperti pepaya dan pisang, penyakit ini akan memperlihatkan bintik hitam yang cukup besar, lama-kelamaan akan membesar dan meluas. Biasanya kita menyimpan buah-buahan di dalam satu wadah, maka hal itu akan kemudian mengifeksi buah lainnya dengan cepat. Didukung juga oleh kondisi buah-buahan yang biasanya lembab. 


Gimana Penularannya Pada Tanaman???Koq Cepet yaaa..
Penularan yang efektif adalah melalui spora yang dihasilkannya. Spora jamur yang sudah ada pada pohon pisang akan berkembang dari bekas pohon pisang yang mati lalu akan menginfeksi anak-anak pisang disekitarnya melalui air, terutama pada musim hujan, sporanya kemudian akan tetap dorman pada jaringan tanaman hingga buah matang. Oleh karena itu pisang ataupun pepaya akan sangat mudah terserang antraknosa

Penularan lain antraknosa dapat saja berasal dari benih yang sudah terinfeksi jamur ini, karena itu perendaman benih sebelum tanam sangat direkomendasikan. Biasanya beberapa benih unggul telah menyertakan pestisida pada benih produksinya, tapi itu takkan cukup mengingat penyakit ini sudah tersebar luas di Indonesia. Penanganan benih lebih lanjut sangat direkomendasikan untuk mencegah tersebarnya penularan. 

Bagaimana Mencegah atau Mengendalikan Penyakit Antraknosa???

Fase pengendalian penyakit antraknosa yang paling tepat adalah setelah tanaman berbunga, atau dari awal sesaat setelah pindah tanam. Beberapa langkah mencegah penyebaran penyakit ini antara lain : 

1. Menjaga kondisi lahan yang higienis, bersihkan setiap bekas dedaunan, cabang, batang, ataupun akar yang mati secara reguler.
Sapulah setiap minggu sekali lahan tanaman anda, meliputi bawah daun, dan lingkungan sekitarnya, serta timbun bagian tanah yang mengandung air.

2. Menanam varietas yang toleran antraknosa; beberapa jenis cabai, terong, tomat, bunga kol, dan bawang daun ada yang toleran terhadap penyakit ini, tetapi biasanya akan tetap tertular, 

3. Pangkas tanaman secara teratur, agar sinar matahari mudah masuk akan mengurangi risiko penyebaran penyakit secara cepat. 
Tapi gimana jika tanaman sangat banyak, tak mudah untuk melakukan pemangkasan secara maksimal. Oleh karena itu maksimalkanlah tahap perawatan tanaman, masukkan pemangkasan ke dalam agenda perawatan, susunlah SOP yang memasukkan di hari tertentu proses pemangkasan, dengan demikian akan optimal mencegah penyebaran penyakit.

4. Atur jarak tanam yang cukup, cukup artinya jika jarak tanam antar tanaman 70cm x 70 cm, anda bisa menambahkan menjadi 80 x 80 cm, atau 100 x 100 cm.
Pengaturan jarak ini selain mencegah penyebaran penyakit juga untuk memaksimalkan jumlah matahari yang masuk. Jika lahan anda terlalu sempit dan anda ingin memperkecilnya, maka maksimalkanlah tahap pemangkasan daun dan cabang.

5. Jangan Tanami lahan bekas tanaman yang terinfeksi penyakit antraknosa, lakukan roling terlebih dahulu dengan tanaman yang tahan penyakit antraknosa. 
Rolling akan efektif dengan kombinasi tanaman yang tepat, asal tidak satu spesies, biasanya ini juga akan membantu kelimpahan nutrisi bagi tanaman, karena kebutuhan satu family biasanya akan berbeda dengan family tanaman lain.

6. Aplikasikan pupuk secara tepat dan sesuai anjuran.
Ingat jika anda kekenyangan makan, maka anda akan menjadi kurang produktif, carilah kombinasi pupuk yang tepat, atau kombinasi pupuk yang sesuai musim.

7. Pada musim hujan, hindari penggunaan urea berlebih, maksimalkan SP-36 dan K2O, hal ini penting bagi kemampuan produktif tanaman.
Hindari terlalu banyak kombinasi pupuk (di akhir saya akan berikan kombinasi yang padat tetapi efektif). Si A bilang pupuk ini bagus, si B bilang yang ini bagus, si C bilang yang itu bagus, walhasil anda beli semuanya. Hati-hati, banyak produk tetapi kandungan yang kurang lebih sama hanya akan membuang uang anda dengan hasil yang belum tentu bagus. Apalagi pupuk dengan kandungan tertentu yang hanya akan terlalu memanjakan tanaman, tanaman perlu daya bertahan hidup juga agar kuat dan adaptif untuk segala situasi.


Bagaimana Perlakuan Pasca Panen yang Baik???

  • Perlakukan buah setelah panen dengan baik, hindari kerusakan buah yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit, 
  • Simpan buah dalam pendingin dengan suhu memadai jika jarak dari lahan ke pasar melebihi 1-2 hari, 
  • Perkirakan jarak pemetikan buah dengan waktu pemasaran, hindari panen terhadap buah yang belum matang, 
  • Jaga kelembaban tanah, hindari penggunaan pupuk urea secara berlebih jika buah akan dipanen.

Solusi Pengendaliannya Gimana Jadinya???
Selain 7 cara pengendalian di atas, anda dapat dengan maksimal mengendalikan busuk buah antraknosa / patek secara kimia dan organik, adapun beberapa fungisida yang terbukti maksimal mengendalikan penyakit antraknosa / patek adalah sebagai berikut :
- Fungisida berbahan Mancozeb,
sejauh ini dithane M-45 80 WP adalah yang paling efektif dari kelas karbamat dalam mengendalikan penyakit antraknosa / patek, selain harganya juga yang relatif murah. Kombinasi aplikasi yang tepat dengan bahan lain akan mencegah serangan penyakit ini untuk hasil panen yang maksimal dan terus menerus.

- Bio-Fungisida berbahan Streptomyces sp., Geobacillus sp., dan Trichoderma sp.
mengatasi penyakit antraknosa / patek tak cukup hanya dengan bahan kimia saja, sanitasi dan fungisida berbasis biologi sangat penting untuk keseimbangan lingkungan dan daya tahan tanaman, oleh karena itu penyelingan dithane M-45 80 WP dengan Decoprima sebagai bio-fungisida terbukti memberikan hasil yang sangat memuaskan. Dari pengujian lapangan, penggunaan bio-fungisida Decoprima membuat serangan jamur Coleotrichum bisa ditekan hingga 70%.

Dua kombinasi fungisida di atas sudah sangat memadai untuk mengendalikan serangan antraknosa / patek pada tanaman sayuran, maupun buah-buahan anda. Solusi kombinasi pemakaian fungisida sangat banyak, tetapi hanya dua fungisida di atas yang sepengetahuan kami memberikan hasil maksimal. Keduanya dapat menekan infeksi hingga 70 - 80 persen.

 
Konsultasi Gratis Pengendalian 
Antraknosa / Patek
0821 5209 9938
 
Email Sarana Agri